Selasa, 12 April 2011

Tulisan Ilmiah

Nama : Radita Sari Anggraeni
Kelas : 3EA14
NPM : 10208985

Mencari Definisi Tulisan Ilmiah
Untuk memahami jenis tulisan ilmiah r secara lebih dekat, akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan dan ilmiah itu sendiri. Dari sana semoga akan ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut pemaparan ringkas dari kedua elemen itu.

Tulisan
Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah cerita baru lagi yang lebih utuh.

Ilmiah

Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional.

Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, Skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.


Tips Menulis: Jenis Tulisan dan Strukturnya

1. Tulisan ilmiah

Tulisan ilmiah memerlukan kalimat tesis, premis, dan hipotesis yang kuat barulah bisa dibuatkan kerangka berpikir untuk diuraikan lagi dalam beberapa bab dengan riset mendalam. Metodologi penelitian dan deviasi mesti bisa diuraikan dengan jelas, bahkan kalau perlu dikuantifikasikan. Biasanya, tulisan-tulisan ilmiah ini termasuk disertasi, tesis, skripsi, dan artikel-artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah.

Kekuatan, ketajaman, dan kejernihan berpikir sangat menentukan hasil akhir yang agak "berat" dan "datar" karena segala macam unsur subjektif harus diminimalkan, terutama yang akan menimbulkan logika yang miring. Tulisan macam ini adalah tulisan yang berdasarkan pikiran. Bias diminimalisasi sedemikian rupa dengan pengujian-pengujian hipotesa dan segala macam tes logika yang miring. Tulisan ini mengandalkan pikiran, hampir tanpa unsur perasaan alias subjektifitas, kecuali dari bias latar belakang penulisnya dan ilmu yang dipelajarinya.
2. Tulisan opini

Ini semi-semi ilmiah, namun unsur subjektifnya besar karena penulis bebas memasukkan sudut pandang dari hatinya sendiri. Struktur tulisan-tulisan opini biasanya dimulai dengan introduksi yang bisa juga berbentuk kalimat tanya atau suatu asumsi. Kesimpulannya gampang saja, tinggal menjawab pertanyaan di paragraf awal atau mengiyakan/menyangkal asumsi. Tubuh artikelnya yang lebih memerlukan banyak data dan pengolahan pikiran.
3. Tulisan jurnalistik

Untuk jenis tulisan yang satu ini, saya belajar di Amerika Serikat sehingga standar yang dipakai adalah standar The Associated Press. Intinya kedengaran cukup mudah: paragraf-paragraf disusun berdasarkan kepentingan. Semakin penting informasinya, ditaruh semakin atas. Semakin tidak penting dan bisa dengan mudah disingkirkan tanpa mengubah arti dan kredibilitas reportase, akan ditaruh semakin di bawah. Tujuannya apa? Supaya menghemat waktu editing.

Penulisan reportase macam ini biasanya tidak memasukkan unsur-unsur subjektif, kecuali bias alami berdasarkan latar belakang penulisnya atau media yang diwakilinya. Dari membaca artikelnya sendiri, biasanya hampir tidak ada bias yang bisa ditarik secara eksplisit.
4. Tulisan jurnalistik "feature"

Nah, yang satu ini sepertinya sudah diajarkan di bangku sekolah. Mudah saja: pengantar, tubuh, dan kesimpulan. Pengantarnya bisa bentuk ringkasan dari tubuh artikel, bisa juga kalimat tesis, atau apa saja, termasuk kutipan yang mewakili isi dari tubuh artikel. Tubuh artikelnya juga bisa berbentuk cerobong, piramida terbalik, maupun pipa. Tulis saja seindah dan sesubjektif yang Anda mau. Tidak begitu banyak aturannya.
5. Tulisan ngepop, seperti untuk blogging atau "review" pendek.

Idealnya tetap ada pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Namun, kalau tidak cukup tempat saking singkatnya, cukup menuliskan beberapa ide pokok saja. Tidak perlu bertingkat kalau memang tidak memungkinkan. Jelas subjektifitas sangat tinggi dan Anda bisa memuji/mencaci dengan tanpa banyak halangan.


Sumber :
http://www.scribd.com/doc/8343686/Teknik-Penulisan-Ilmiah
http://pelitaku.sabda.org/tips_menulis_jenis_tulisan_dan_strukturnya
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101021193235AAU99wn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar